Semesta Tengah Berduka
Sebuah kota mulai sedikit berbeda
Jalan jalan tak lagi ramai
Lalu-lalang kendaraan tak lagi jalang
Emperan pasar tak lagi menjual birai
Semua menepi…
Mengurung diri dari panggilan mati
Menjaga jarak agar kaki tetap berpijak
Semesta sedang berduka
Yang tertawa di sebelah sana ialah ajal
Dengan panggilan yang mulai meramai
Bersama suara ambulan menambah cekam
Menambah gementar dari setiap kabar menggelegar
Wabah itu… ya wabah ituu
Semakin banyak memakan korban
Hari pun semakin suram
Mentari mulai di sambut oleh sepi
Keindahan senja mulai di sambut oleh kabar tiada
Akibat wapada membuat semesta semakin berduka
“tapi tak apa… asal kau baik-baik saja”
Katanya, sebelum air mata membasahi sebuah kota Jakarta.
Fela Dila Mai Carolin
Jember, 25 Maret 2020