Kota kesepian
Aku berjalan di tengah keributan awan
Kota itu seolah mati
Semenjak ditinggal pergi oleh para penghuni
Hanya ada bayang pohon-pohon besar
Bersama kursi taman yang mulai kepanasan
Tak lupa rerumputan yang mulai jalang.
Tak ada lagi kerumunan anak alay
Yang menawarkan jambulnya pada perawan-perawan
Tak ada lagi pemandangan orang pacaran
Dengan kemesraan tanpa bandingan
Dan tak ada lagi para pemain lapangan
Yang berkejaran sambil berjatuhan
Kota itu seolah mati
Semakin terlihat suram ketika malam
Bulan pun seolah tak sudi menjadikannya kawan
Apalagi orang.
Hanya pohon serta rerumputan,
Tak lupa pula dengan kursi taman
Yang menjadi kawan dalam memangku kesepian
Kita sekawan dalam hal ditinggalkan
Menjadi korban atas kekejaman kebijakan.
Fela Dila Mai Carolin
Jember, 28 Maret 2020