[SERAP KARYA] Cerpen : Lorong Tersembunyi Lira

 

       

        Pagi yang cerah. Aktivitas sangat sibuk mulai dari berberes rumah, aroma memasak, suara bising knalpot, dan aktivitas padat lainnya. Lira yang tinggal di gang sempit selalu mendapati suasana seperti itu. Aktivitas sibuk di pagi hari agak mengganggu memang, yang tidak kalah mengganggu pikiran Lira itu sendiri. Pikirannya selalu menang atas kehidupan dunia.

        Berbeda jauh dengan tetangga Lira yang ramai beraktivitas di pagi hari, istana Lira hening setahun belakangan karena Ibunya memutuskan periksa ke dokter. Saat itu Ibu Lira bekerja membuka Laundry karena kebutuhan keluarga belum cukup terpenuhi meskipun ayah bekerja satpam. Ibunya yang sudah tidak kuat menahan rasa sakit memeriksakan ke dokter dan di diagnosis menderita diabetes. Selepas itu, ibu Lira tidak selalu mengonsumsi obat dan kesibukan Ibu Lira mulai dibatasi. Laundry yang dimiliki pun sepi, penghasilan jauh berkurang. Lira sebenarnya tahu kalau kadang kondisi ibu kurang bugar, tetapi ibunya selalu bilang, “Ibu baik baik saja”.           

        Lira mengucapkan salam kepada ibunya. “Assalamualaikum wr,wb. Berangkat dulu, Bu”. Lira berangkat ke sekolah diantar ayahnya. Sampai di sekolah, Lira datang dengan wajah datar. Apa yang salah dari Lira?. Fisik selalu juara dalam situasi apapun. Lira yang dari luar “fisik” terlihat datar, kadang bisa sumringah. Selebihnya, jika tidak beres di pikirannya, ia kembali berwajah datar. Seolah olah ada banyak kerisauan yang patut di jaga privasinya.

        Sapaan Lira kepada temannya bukan berarti menggambarkan senyuman, tetapi ada rasa tidak enak. Di kelas Lira tidak banyak mengobrol seperti temannya. Buat Lira, mengobrol berjuta topik akan mengacaukan hidupnya jika tidak berkaitan dengan sekolahnya. Kawan Lira juga tidak banyak karena Lira tidak pandai bergaul. Itulah sebabnya Lira di anggap teman kelasnya sebagai pribadi introvert.

        Waktu kelas dimulai. Lira hanya berbicara ketika ada yang memulai. Sikap inilah yang terkadang membuat Lira gelisah. Lira ingin seperti temannya, bisa leluasa bercakap cakap. Kondisi di rumah yang buruk menyebabkan Lira pedniam sesekali murung.

        Bel pulang berbunyi. Lira melangkah tergesa-gesa. Ia menangis di kamar setelah membersihkan diri supaya orang tua tidak curiga yang bertanya macam macam. Kini guling jadi kawan Lira sebagai pelukannya. Lira seperti stress megenai sikap introvert yang dirasa dan dipandang sebagai kepribadian pendiam, minoritas, dan lainnya. Lira berpandangan bahwa, apa yang perlu dibanggakan dan dijadikan motivasi untuk terus hidup sebagai introvert?. Ia tahu kepribadiannya dari segala macam pandangan orang, tes google, sampai akhirnya sadar bahwa Lira introvert.

        Lira tidur setelah larut dalam air mata dan bermimpi. Di mimpi, ia ada di goa tengah hutan karena tersesat. Uniknya, meskipun goa gelap gulita, pemandangan yang disuguhkan ciamik. Ada batu kapur seperti air terjun dikelilingi kunang kunang yang membuat senyapnya gua seolah memudar. Rasa takut Lira sedikit sirna meskpun belum tahu apakah pemandangan goa abadi sampai ia bertemu jalan keluar.

        Lira pun menapaki satu per satu lorong yang ada di goa. Lira bingung mencari jalan keluar sambil bertanya tanya pada diri sendiri mengapa ia bisa sampai di tempat itu. Di goa tidak ada manusia sama sekali. Lira berjalan sekitar 5 km sampai akhirnya menjumpai 9 lorong. dan mungkin merupakan jalan keluar.

        Di ujung lorong selalu muncul cahaya yang memancarkan bayangan ketika mengenai dinding lorong.  Lorong 1 sampai 8 bayangannya sama.  Bayangan bergerak nampak orang yang anti sosial, emosi, mengalah ketika pertengkaran, cuek, teman sedikit, menjauh dari obrolan tidak penting, merenung di kamar, dan ejekan dari teman kelas. Ketika Lira mendekati 8 lorong itu, yang ada hanya kembali ke tempat semula. Ia belum tahu maskud penggambaran bayangan ini.

        Lira sampai di lorong ke-9. Dinding penuh coretan dan tanahnya banyak kotoran kelelawar. Lira terpaksa harus melewati karena hanya lorong ini yang belum dicoba. Sejauh melangkah, ia bertemu cahaya meskipun samar. Anehnya, cahaya itu membawa bayangan yang menggembirakan, berbeda dari 8 bayangan lorong sebelumnya. Di dinding, ada orang yang bahagia jadi pebisnis besar, wisuda mahasiswa, rumah mewah, berhaji di tanah mekah, dan khususnya bayangan tokoh dunia yang pernah Lira lihat di internet.  Tokoh tersebut diantaranya Bill Gates, Elon Musk, Mahatma Gandhi, dan mark Zuckerberg. Lira mulai mengerti semua kejadian ini.

        Lira terus berjalan menuju lorong tersebut sambil memahami dan memandangi terus bayangan yang terbentuk. Sampai akhirnya, ia berhasil menuju jalan keluar terlepas dari lorong terakhir yang menurutnya tidak pantas untuk ditelusuri karena berbeda dengan lorong sebelumnya. Keinginan Lira yang kuat untuk terus mencapai permasalahan telah berhasil. Ia sampai di taman bunga beraneka rupa. Saat yang bersamaan, mimpi itu usai dan Lira terbangun dari tidurnya dan Tidak terasa pukul 17.00. dan Lira bergegas untuk mandi dan sembayang.

      Mimpi pertama kali buat Lira membuat kaget. Masalahnya, mimpi yang terjadi barusan disimpulkan Lira sebagai lorong tersembunyi dari dirinya sendiri. adanya banyak pandangan kurang mengenakkan introvert, masih ada kesuksessan yang menyertai. Sebelum itu, Lira membenci diri sendiri dan motivasinya hilang dalam menjalani hidup. Hadirnya mimpi menjadi pengingat Lira agar sadar dari kebencian introvertnya.

        Saat sembayang Lira berdoa mencurahkan segala pikiran yang berakhir stress, berusaha menerima diri sendiri apa adanya, dan paling penting introvert merupakan motivasi yang dimiliki selain sebagai kepribadian yang sampai kapanpun tidak bisa hilang. Segala air mata tumpah.

        Hidup harus terus berjalan dan motivasi diperlukan agar orang bisa melewati banyak ujian, cobaan, dan tantangan yang diberikan Sang Pencipta. Setelah mimpi itu, Lira menyimpulkan bahwa motivasinya kini ya introvertnya itu sendiri. Kesimpulan dari Lira, keanehan yang dimiliki introvert justru menjadi motivasi bahwa semua manusia hidup di bumi itu sama, yang membedakan hanya cara apa yang diinginkan di jalan yang benar.

        Lira akhirnya bisa berdamai pada kepribadiannya. Citra buruk yang di lontarkan atas introvert yang dimiliki, harus sirna dengan kesuksessan yang nyata. Lira tahu, ada orang introvert di sana yang suskes meski termasuk kaum minoritas seperti yang Lira cari di internet dan muncul kembali dalam mimpi. Masih ada lorong tersembunyi yang berujung cahaya pelangi di antara ribuan lorong yang kelabu akibat mendung.

        Akhirnya, setelah sembayang Lira bisa tertawa lepas saat diajak bicara orang tuanya tanpa wajah yang seperti ada beban. Lira juga tidak pernah membenci orang lain, semua yang terjadi di terima apa adanya, hanya berkaca kepada diri sendiri. Baik ekstrovert maupun introvert semua punya kelebihan dan kekurangan masing masing. Tidak ada permusuhan, jadikan motivasi di setiap kepribadian masing masing.

by : Lidia Alfi Anisa

Kabinet Aksata Rahagi: Beraksi Bersama, Berdaya Inspirasi

Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen 2025 Kabinet Aksata Rahagi adalah organisasi yang hadir sebagai wadah dinamis bagi mahasiswa untuk berkembang, bersuara, dan bersinar. Di sini, setiap langkah dan ide mahasiswa dihargai seperti bintang yang menyemarakkan malam. HMJM bukan sekadar organisasi, melainkan ruang kolaborasi penuh semangat yang memupuk aspirasi, mempertemukan mimpi, dan mendorong potensi. Dengan program kerja yang kreatif, terbuka, dan relevan, kami hadir untuk menjawab kebutuhan para mahasiswa S1 Manajemen masa depan. Yuk, jadi bagian dari perjalanan luar biasa ini dan lihat apa yang bisa kita capai bersama. Let’s light up the sky together with HMJM. HMJM, We Believe We Can Do It!